Total Tayangan Halaman

Minggu, 06 Juli 2014

Gangster Ala Anak Jepang "Crows Zero"

      Mendengar kata Gangster dan Jepang pasti bukanlah suatu hal yang baru. Jepang memang sangat terkenal dengan gangster-nya, atau yang lebih dikenal dengan Yakuza. Pada kebanyakan film Jepang dikisahkan tentang kehidupan laki-laki-nya yang cenderung terlibat dalam gangster. Menjadi anggota sebuah gangster seolah menjadi kewajiban dan keharusan bagi mereka. Dengan menjadi anggota gangster, secara otomatis prestige mereka akan lebih tinggi terutama jika bisa masuk ke dalam gangster yang terkenal dengan kehebatannya.
 
 
    Fenomena gangster ini yang juga diangkat oleh Manga dan Film Crows Zero. Bagaimana anak dari seorang ketua gangster ingin mencoba melakukan pembuktian kepada ayahnya  dengan menundukkan semua gangster yang ada di sekolahnya. Namun di dalam sekolah tersebut ternyata tidak hanya ada satu kelompok gangster  yang harus ditaklukan. Ada banyak sekali kelompok atau gangster yang harus ditaklukan.
   Seperti sekolah pada umumnya, Suzuran memiliki 3 tingkatan kelas, dan di dalam masing-masing tingkatan kelas memiliki kelompok gangster. Kelas pertama atau kelas terbawah yang dikuasai oleh Trio Ebizuka (Hiromi Kirishima, Toshiaki Honjo, dan Makoto Sugihara). Pada tingkatan dua atau kelas dua, ada dua orang yang paling disegani, yaitu Hideto Bando dan Rindaman. Sementara kelas tiga terbagi menjadi 5 geng, yaitu Geng Chuta, Geng Makisse, Geng Izaki, Geng Mikami, dan Geng Sezirawa.
    Keberadaan gangster pada dunia pendidikan sangatlah memprihatinkan mengingat kegiatan gangster yang lebih banyak menuju kepada sisi negatif dibandingkan sisi positif. Banyak orang yang telah melakukan labeling (penandaan) dengan beranggapan bahwa yang masuk  menjadi gangster adalah orang-orang yang suka berkelahi dan membuat keributan, bahkan tidak jarang sampai menimbulkan korban jiwa. Begitu pula halnya dengan gangster-gangster yang ada pada film Crows zero ini, dimana banyak perkelahian. Masing-masing gangster memiliki solidaritas kelompok yang sangat tinggi, sehingga apabila ada anggotanya yang terlibat masalah maka akan dilakukan pembalasan tanpa melihat apakah dia berada di posisi yang benar atau tidak. Mereka cenderung mengedepankan bagaimana cara untuk menjaga eksistensi gangster mereka tanpa adanya gangguan dari gangster lain.
 

referensi: http://baramaja.wordpress.com/2013/04/17/individualitas-dan-solidaritas-review-atas-film-crow-zero/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar